Friday, May 9, 2014

Seri Orang Terkaya di Indonesia (3) – Sudhamek AWS

Halo Sobat Studentpreneur!! Kita tiba di seri ketiga dari 40 seri orang terkaya di Indonesia. Jujur saya selaku Editor-In-Chief Majalah Studentpreneur sangat ingin menulis seri ketiga yang akan membahas tentang Bapak Sudhamek ini. Dari 40 orang terkaya di Indonesia, saya hanya pernah bertemu dengan dua orang, yaitu Bapak Ciputra (atau biasa saya panggil dengan Engkong Ci) serta Bapak Sudhamek. Bedanya, kalau Engkong Ci berperan sebagai inspirator entrepreneurship nomor satu bagi saya, maka Bapak Sudhamek ini adalah inspirator untuk berbuat baik dalam bisnis serta mencintai Negara bagi saya. Masih segar dalam ingatan saya ketika suatu hari saya berdebat dengan salah seorang Vice President Kauffman Foundation (tidak enak kalau sampai sebut nama), Pak Sudhamek membela pendapat saya. Beliau setuju dengan saya bahwa seorang entrepreneur harus mempunyai mimpi besar, berbuat baik, serta bertindak nasionalis untuk negaranya.

Beliau bernama lengkap Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, lahir di pada tanggal 20 Maret 1956 di Rembang, Jawa Tengah. Pak Sudhamek memulai pendidikannya dengan sangat lambat, nyaris tidak naik kelas ketika SD. Beliau termasuk anak yang sering di-bully sehingga tidak maksimal dalam belajar. Namun ketika menyadari bahwa nasib ada di tangannya sendiri, beliau bangkit dan bahkan menyelesaikan kuliah ganda di Universitas Satya Wacana. Beliau lulus dengan nilai yang sangat baik di jurusan ekonomi pada tahun 1981 dan jurusan hukum pada tahun 1982.

Petualangan Pak Sudhamek dimulai ketika dia lulus dari Satya Wacana. Meskipun lahir di keluarga pengusaha pengolahan kacang kulit yang setidaknya di pasar lokal sudah cukup terkenal, beliau malah memilih jalan terjal dengan bekerja di luar dan memulai dari sangat awal. Beliau bergabung dengan Gudang Garam, sebuah perusahaan rokok besar di Indonesia untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman yang nantinya akan sangat berguna di perusahaannya kelak. Bekerja keras ditambah cepatnya Pak Sudhamek menimba ilmu, dalam waktu 8 tahun beliau sudah dipercaya untuk menjadi Presiden Direktur di PT. Trias Santosa Tbk, anak perusahaan Gudang Garam.

Merasa petualangannya di Gudang Garam sudah cukup, beliau memutuskan untuk pindah ke Djuhar Group dan bertindak sebagai Executive Director. Beliau juga sempat menjabat sebagai wakil presiden di PT. Posnesia Stainless Steel. Barulah pada tahun 1994 Pak Sudhamek memutuskan kembali membantu keluarganya di Tudung Group (cikal bakal GarudaFood). Almarhum Bapak Darmo Putro yang merupakan ayah Pak Sudhamek selalu mengatakan bahwa “biarpun kecil, jadilah tuanmu sendiri dalam hidup ini.”

Beliau menekankan pentingnya kultur dalam membangun GarudaFood. Kalau perusahaan itu mempunyai kultur yang baik, maka sebuah perusahaan akan berperforma baik pula. Dalam sebuah kesempatan berbincang dengan beliau, Pak Sudhamek juga selalu menekankan pentingnya membangun aspek spiritual dalam perusahaan. Moralitas karyawan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula untuk perusahaan. Beliau berpendapat bahwa manusia merupakan pemegang peran terbesar dalam segala proses bisnis. Seorang pemimpin hebat harus mampu menyentuh aspek manusia semua orang yang dipimpinnya dengan cerdas dan arif. Dengan kemampuan spiritual yang ditambahkan dengan kompetensi, maka perusahaan akan menjadi lebih dinamis dalam bertumbuh.

Selain faktor SDM, beliau juga berhasil memodernkan GarudaFood menggunakan semua pengalaman kerja sebelumnya. Contoh inovasi yang beliau tekankan adalah keberhasilan GarudaFood mendirikan perusahaan distribusi. Kini GarudaFood bukan hanya perusahaan makanan, namun juga distribusi produk makanan. Dari dulunya hanya fokus dalam produk kacang, kini telah menmghasilkan 200 produk makanan dan minuman. Brand utama yang dibangun adalah Kacang Garuda dan Gery. Pada puncaknya, GarudaFood juga menjalin kerjasama dengan brand besar dari Jepang, Suntory.

Kini, dengan besarnya GarudaFood, Pak Sudhamek merasa sudah saatnya bagi beliau untuk pensiun. Beliau merasa bahwa sinar matahari pemimpin baru GarudaFood bisa tertutup apabila beliau masih aktif. Dalam sebuah proses suksesi yang berhasil, beliau menyerahkan posisi sebagai CEO GarudaFood pada Harianto Atmadja. Kini Pak Sudhamek yang telah berusia 56 tahun memilih untuk menjadi mentor GarudaFood, terutama dalam menjaga budaya spiritual dan inovasi. Berdasarkan data Majalah Forbes, Pak Sudhamek berada di posisi ke 38 orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan mencapai 760 juta dollar atau 7,6 Trilliun Rupiah.

What we must learn from Mr. Sudhamek? Well, saya pribadi belajar tentang makna pentingnya menjaga budaya perusahaan dan menjadi pribadi yang lebih religius. Di awal karir, selalu memilih mana yang bisa memberikan anda pengalaman lebih, jangan terlalu berfokus pada uang dahulu. Percayalah bahwa pengalaman tersebut akan sangat berguna kedepannya. Terakhir, ini pendapat pribadi saya. Pak Sudhamek sangat humble!! Ingatlah untuk terus bersikap sederhana meskipun anda sukses. Nah, bagaimana dengan anda, Sobat Studentpreneur?

- Sumber: http://studentpreneur.co/seri-orang-terkaya-di-indonesia-3-sudhamek

0 comments:

Post a Comment